Aku baru saja kembali dari Yogya. Dari semua tempat wisata yang ditawarkan oleh temanku Ferly, tidak ada satu pun yang menarik perhatianku. Bukan apa-apa tapi dia memang senang sekali beraktivitas out door yang idem dengan lelah dan keringat. Bayangkan saja, siang hari bolong dia mengajakku ke Borobudur dan Alun2 Kidul. Untung tempat pertama aku lolos, hm cukup sekali semasa sekolah dulu. Tapi yang lucu waktu di Alun2 Kidul. Temanku itu penasaran sekali belum pernah berhasil melewati kedua beringin itu, jadi berkutatlah aku dengan debu dan bisep trisep yang tegang (karena setiap perjalanannya ke beringin yang terhitung lima kali, aku jadi camera person dadakan).
Hanya dua tempat yang menarik minatku, yaitu pasar buku di depan kantor pos besar di Malioboro dan Culture Studies di dekat Atma. Mungkin kalau bisa seharian aku disana, aku pasti membeli banyak buku lama yang murah. Sayang aku hanya sekitar sejam berada di sana. Hasil perburuanku yang paling kubanggakan adalah SGA (seperti biasa), yang berjudul Affair. Seluruh isinya sudah pernah diterbitkan di majalah Jakarta, dan kalau boleh kubilang, hm where those thought came from?!
Aku sempat pergi ke beberapa tempat makan yang menjadi referensi tanteku dan pak dokter Deskian. Btw terima kasih atas jasa besar Actifed selama perjalanan, pak dokter=) Yang pertama adalah restoran Gajah Wong. Memang benar katanya, kalau belum ke Gajah Wong berarti belum ke Yogya. Gajah Wong terdiri dari dua lantai yang terpisah. Di lantai pertama kita dapat menikmati hidangan dengan alunan musik Jazz-Brazil, sedangkan di lantai kedua gamelan dan karawitan terdengar sangat membumi. Interiornya merupakan asimilasi budaya Jawa-Bali dan sedikit Eropa. Dengan penataan meja yang menarik serta adanya pilihan lesehan di dekat taman, Gajah Wong memang sangat mengundang. Terutama bila melihat menu yang variatif, size yang besar dan harga yang terjangkau. Menu yang patut dicoba adalah Orange Duck. Mungkin terlihat promosi sekali, tapi memang benar menurutku restoran ini menempati posisi utama dari restoran yang lainnya.
Tempat makan yang kedua adalah restoran Omah Duwur, yang kami temukan secara tidak sengaja dalam perjalanan menuju Kota Gede. Omah Duwur adalah restoran yang ditempatkan pada rumah kuno dengan langit yang tinggi. Dilengkapi dengan tenda hitam di bagian luar serta landscape yang unik, taman yang asri dengan kolamnya, Omah Duwur memang sesuai dengan referensi.
Tempat makan yang ketiga dan terakhir adalah restoran yang berada di hotel Grand Hyatt. Jangan samakan harga dan view dengan restoran buffeenya. Bogey’s cafĂ© terletak di sebelah lapangan golf di hotel Grand Hyatt tersebut. Bisa dibayangkan menikmati hidangan dengan view lapangan golf di malam hari? Dengan adanya live music, pool table, dan menu yang spesial, lengkaplah sudah makan malam tersebut.
Next time sepertinya harus dicoba menginap di hotel tersebut. Karena viewnya benar-benar luar biasa. Yah mudah-mudahan lain kali juga dengan kepadatan lalu lintas yang sedikit berkompromi, karena kemarin lumayan juga menghabiskan 15 jam di mobil untuk kembali ke Jakarta. Bagaimanapun tetap Jakarta yang menjadi home townku. Mungkin sama seperti yang diceritakan C’mon Lennon dalam Aku Cinta J.A.K.A.R.T.A!
No comments:
Post a Comment